- Program Kegiatan SGI, Pemantik Guru MIN Semakin Aktif dan Kreatif
- Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Hadiri Pembukaan Program Beasiswa Pembinaan Kepala Sekolah dan Guru Kabupaten Bekasi
- Kepala Kemenag Kab. Bekasi Hadiri Pemasangan Tiang Pancang Pertama Masjid Al Muhajirin Lippo Cikarang
- Gelar Silaturahmi DPD FK KBIHU Kabupaten Bekasi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
- Cegah Konflik Pemilu, Ini Upaya Kemenag Kabupaten Bekasi
- Rakernas 2024, Begini Pesan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi
- Monev Penggunaan Dana BOS, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bekasi minta Tingkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah
- Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bekasi Gelar Silaturahmi bersama Tenaga Pramubakti
- Peringatan Hari Guru tahun ini, Kankemenag gaungkan peningkatan pembelajaran
- Adu Pantun Warnai Pisah Sambut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi
Membumikan Karakter Peduli Lingkungan (Sebuah Apresiasi Karya Guru Literat)
Oleh : Wahyudin, M.Pd.I

Saat kita berselancar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertuang bahwa makna apresiasi itu penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Bentuk dari penghargaan terhadap karya literasi seperti buku tentunya bervariasi: seperti membaca karya, me-review, meresensi buku, dan mem-publish substansi buku di media cetak dan digital. Ini bentuk menguatkan ruh karya literasi sehingga lebih luas signifikansinya. Targetnya, menjadikan karya lebih bermakna secara universal.
Saya bahagia, saat sahabat Dr. Hardiyat, M.Pd mengirimkan buku lewat JNE. Buku bermakna dengan judul "Pembudayaan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar Islam Terpadu". Karya ini menurut saya monumental, karena awalnya dari tugas Disertasi Doktoral sebagai karya ilmiah mahasiswa UIN Sunun Gunung Djati Bandung. Diterbitkan CV. Putra Surya Santosa Sleman ber-ISBN: 978-623-494-017-6 dengan 393 halaman.
Berupaya menyelami karya literasi ini, tentunya sarat dengan makna. Di samping buku ini menghadirkan beberapa penguatan karakter kepedulian terhadap lingkungan, mengembangkan karakter peduli lingkungan juga proses pembudayaan karakter peduli lingkungan dan implikasi pembudayaan karakter peduli lingkungan terhadap karakter peserta didik. Diantara substansi isi buku ini menguraikan konsep pendidikan karakter peduli terhadap lingkungan terdapat dua pola, (1) integrasi dengan salah satu mata pelajaran tertentu yang materi pokok bahasannya sangat banyak memuat tentang lingkungan, (2) integrasi dengan beberapa mata pelajaran yang secara substantif (tematik) memuat materi pokok bahasannya memiliki arsiran dengan materi tentang lingkungan, (Hardiyat: 2022, h. 363). Kita dimanjakan dengan uraian ini, sehingga mampu “Membumikan Karakter Peduli Lingkungan”.
Buku ini membangkitkan spirit untuk pembudayaan karakter lingkungan sesuai dengan Surat Ar Rum ayat 41 bahwa kerusakan di daratan dan di lautan karena ulah tangan manusia. Untuk meng-counter kondisi tersebut dibutuhkan penanaman, pemahaman, dan kesadaran secara kolektif urgensi menjaga kelestarian kualitas lingkungan melalui Lembaga Pendidikan, (Hardiyat: 2022, h. 5).
Sedangkan metodologi yang digunakan Hardiyat dengan pendekatan kualitatif deskriptif studi pustaka. Dibutuhkan analisis kuat untuk memahami teori yang berkaitan dengan karakter peduli lingkungan. Juga, kekuatan pembahasan secara komprehensif berdasarkan fenomenologis.
Banyak pakar literasi selalu mengingatkan “tulisan yang baik itu yang selesai ditulis, kendati isinya belum sempurna”. Saya angkat topi dengan guru profesional ini, kendati aktivitasnya sangat luar biasa tetapi tetap semangat melanjutkan pendidikan hingga menjadi Doktor. Di samping sebagai pendidik ASN di Madrasah Tsanawiyah Negeri, juga mengembangkan diri sebagai akademisi Perguruan Tinggi. Sangat layak dijadikan teladan bagi kita semua, sehingga budaya akademik dan menghasilkan karya tak pernah berhenti. Sebagaimana dijelaskan Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2018, h. 24) setiap orang memiliki cara untuk berkompetensi dalam menulis, hal ini terkait dengan realitas bahwa dalam menulis, maka kita dapat mengungkapkan banyak hal tersembunyi sehingga orang lain memperoleh manfaat dari hasil tulisan. Konteks lain Hernowo Hasim (2016, h. 41) mengutip pendapat Stephen Covey, dalam The Seven Habits of Highly Effektive People (1997), menyebut kegiatan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara sebagai empat jenis dasar berkomunikasi. Pak Hardiyat sudah mampu berkomunikasi dengan tulisan secara afiks dan tuntas.
Literasi sederhana ini sebuah tahadduts binnikmah dari Karya Spektakuler sahabat saya Dr. Hardiyat, M.Pd yang tak lelah mengalirkan hasanah ilmu demi pengembangan peradaban. Terus menginspirasi sahabat berkarya tiada henti. Yakinlah, setiap goresan pena kita akan dicatat sebagai legacy bermartabat bukan hanya kebermanfaatan hari ini tetapi untuk sepuluh tahun, 20 tahun, hingga 100 tahun akan datang. Selamat berselancar dengan karya literasi. Wallahu ‘Alam. Bekasi, 27 Januari 2023 / 05 Rajab 1444 H. Apresiasi dari Penulis Buku Jejak Mualaf Literasi (2019), Literasi Spiritual (2020), Khotbah Berbasis Literasi Spiritual (2021), Parenting Berbasis Literasi Spiritual (dalam proses), Percikan Literasi Spiritual (dalam proses).
