Evaluasi pembelajaran guru PAI Pada Semester 1 Tahun Ajaran 2022 (Pada jenjang SMP, SMA dan SMK wilayah Cibitung, Sukatani, Karang Bahagia dan Sukakar
Oleh Dr. Yuni Asdhiani, M.Pd (Pengawas PAI SMA, SMA dan SMK)

By at Jumat,03 Feb 2023, 05:53:22 WIB | 281 Kali Dilihat Pojok Literasi
Evaluasi pembelajaran guru PAI Pada Semester 1 Tahun Ajaran 2022 (Pada jenjang SMP, SMA dan SMK wilayah Cibitung, Sukatani, Karang Bahagia dan Sukakar

Evaluasi menurut Tyler adalah proses penentuan sejauhmana tujuan pendidikan tercapai (Mardhafi, 2004). Definisi evaluasi menurut berbagai pendapat mengkerucut bahwa evaluasi didalamnya berisi informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan kebijakan apa yang akan diambil. Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran yang telah direncanakan, harapannya dapat memotivasi guru untuk meningkatkan pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar lebih baik lagi.  

Pada Pendidikan terdapat dua pengertian terhadap penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesemen mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memdapatkan informasi hasil belajar dan kemajuan siswa melalui berbagai tagihan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian dalam arti evaluasi maksudnya suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas suatu program pendidikan.

Efektivitas program pembelajaran dapat diukur melalui peran setiap komponen pembelajaran yang dapat dilakukan melalui alat ukur baik tes atau non tes. Proses pengukuran dilakukan untuk mengetahui performa dari sesuatu atau kemampuan seseorang, baik asfek sikap, pengetahuan atau keterampilan (Retnawati, 2015). Teknik tes dapat menggunakan istrumen tes baik lisan atau tulisan baik paper pencil atau tes berbasis komputer, untuk instrumen non tes dapat berbentuk angket wawancara, observasi dan dukumentasi. Pertanyaan dalam angket/kuesioner bisa berbentuk pertanyaan pilihan ganda, uturan bertingkat, rating scale, pertanyaan terbuka. Saat ini kita dapat memanfaatkan teknologi dalam membuat dan menyebarkan kuesioner melalui google form.

Baca Lainnya :

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran guru PAI dengan instrumen pembelajaran berupa kinerja guru yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran (Asdhiani, 2017). Hasil atau informasi yang diperoleh adalah dari guru SMP, SMA dan SMK wilayah Cibitung, Karang Bahagia, Sukatani dan Sukakarya yang terdata oleh pengawas PAI siaga sebanyak 80 orang, yang terdata oleh siaga sebanyak 62 orang, yang terdata EMIS PENDIS sebanyak 48 guru PAI. Jumlah sisa guru yang belum membuat akun siaga atau EMIS karena belum menyelesaikan S1 (biasanya GPAI dari sekolah swasta), sudah selesai S1 tapi belum ada ijazah, sekolah belum mempunyai NPSN atau guru tersebut belum mengetahui pentingnya akun siaga dan EMIS karena belum lama mengajar PAI.

Hasil kuesioner yang sudah dishare di guru binaan melalui link wa grup, yang mengisi kuesioner sebanyak 48 guru PAI jadi baru 60% yang sudah mengisi kuesioner 40% belum mengisi data. Sebagian besar guru yang mengisi adalah guru SMP 77%, sisanya 27% adalah guru SMA dan SMK, untuk GPAI SMA dan SMK yang terdata sekitar 25 orang yang mengisi kuesioner sebanyak 11 orang 44%, sisanya belum berperan aktif dalam program  kepengawasan, data di atas akan dijadikan landasan perlunya MGMP pada wilayah binaan pada semester 2 tahun ajaran 2023. 

  Hasil data yang kedua adalah kurikulum yang digunakan sebagian besar guru PAI wilayah binaan adalah kurikulum merdeka sebanyak 95% guru menggunakannya sisanya sudah menggunakan kurikulum merdeka yaitu di SMPN 4 dan 8 Cibitung. Guru yang sudah mempunyai akun siaga 100% dari 48 orang berdasarkan akun siaga 60 orang yang belum mengisi 18 orang, dan yang sudah memiliki akun EMIS sebanyak 30 orang yaitu 63%, jika berdasarkan data EMIS sebanyak 48 orang jadi yang belum mengisi 12 orang.   Hasil data yang ketiga yaitu perencanaan pembelajaran instrumen yang disajikan adalah program tahunan, program semester, silabus, RPP/modul ajar, jadwal pelajaran, agenda guru, absen siswa, bahan ajar sebesar 95%, artinya sebagian besar guru mempunyai perangkat pembelajaran, untuk media pembelajaran mempunyai nilai 72% artinya baru 35 guru yang mempersiapkan dan mempunyai media pembelajaran jumlah sisanya belum memiliki media pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini.

 

Informasi hasil yang keempat pada instrumen Proses Pembelajaran, berdasarkan data gambar bahwa guru sudah melaksanakan kehiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dalam pembelajaran rata-rata 90% keatas, untuk aplikasi metode yang digunakan 96% masih banyak yang menggunakan metode ceramah dan demontrasi  96%, aplikasi metode yang berbasis student centered yaitu model pembelajaran problem based learning, discovery, project based learning masih jarang digunakan dengan rata-rata 42%, 50% dan 38% sekitar 20/24 guru yang baru mengaplikasikannya. Untuk aplikasi media pembelajaran berbasis IT sebesar 70%. Data ini akan menjadi bahan tindak lanjut pada pembinaan guru pada semester kedua.

 

  Hasil informasi yang kelima adalah Penilaian pembelajaran berdasarkan intrumen yang disajikan dalam google form tentang penilaian berisi kuesioner tentang penilaian sikap. Pengetahuan, keterampilan, dan penilaian lainnya berupa kisi-kisi soal, membuat soal harian/PTS/PAS, analisis butir soal, rubrik, pedoman penskoran, bank soal. Pada penilaian sikap guru sebagian besar sudah mempunyai format penilaian sikap 91%, namun realitanya masih banyak guru yang belum paham membuat indikator sikap dan menerapkan dalam penilaian. Yang sudah melaksanakan penilaian sikap berupa jurnal 56%, padahal bentuk penilaian ini paling mudah dan simpel namun belum optimal digunakan.  Pada penilaian pengetahuan guru sebagian besar sudah melaksanakan rata-rata diatas 85% dan 90%. Penilaian ini merupakan penilaian yang lebih banyak digunakan oleh guru PAI yang menerapkan kurikulum 2013, untuk guru PAI yang menerapkan kurikulum merdeka hasil observasi lebih menonjolkan nilai keterampilan/unjuk kerja, idealnya seimbang dalam satu bab ada peniliaan sikap, pengetahuan dan keterampilan, artinya pada setiap pertemuan guru memfokuskan mau menilai apa dan bagaimana caranya, dengan cara blended learning guru dapat memggunakan google classroom untuk memfasilitasi pengumpulan tugas/nilai jika waktu pembelajaran terbatas di kelas. 

Pada penilaian keterampilan rata-rata guru sudah mempunyai formatnya 97% karena ada di RPP/modul ajar, namun untuk pelaksanaan masih kurang optimal. Jika melihat data kuesioner rata-rata di bawah 70% dalam melaksanakan unjuk kerja berupa project atau produk, namun rata-rata melaksanakan unjuk kerja berupa membaca Al Quran, hapalan surat dan praktek ibadah diatas 70%. Sebagian besar guru belum memahami rubrik dan pedoman penskoran dengan nilai rata-rata di bawah 60%,  Dari data penilaian lainnya sebagian besar sudah membuat kisi-kisi soal 87% dan butir soal 93%, namun hasil observasi sebaran soal untuk pilihan ganda masih C1 dan C2 belum menggunakan C3-C6, walaupun sudah ada guru PAI yang bagus dalam membuat sebaran soal ada yang mudah, sedang dan sukar. Yang sudah membuat analisis butir soal 66% masih belum optimal, guru belum memahami deskripsi analisis butir soal dan mempunyai bank soal karena rata-rata dibawah 60%, sudah melaksanakan remdial 91%, dan melaksanakan pengayaan 64%. Artinya harus ada tindak lanjut untuk analisis butir soal dan bank soal. Tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh pengawas PAI berupa pembinaan, workshop, mentoring/coaching  yang akan dilaksanakan pada semester 2 ini.







Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.